GMP kunci sukses menghasilkan makanan dan minuman berkualitas di APHP SMKN 1 KEDAWUNG
GMP kunci sukses menghasilkan makanan dan minuman berkualitas di APHP
SMKN 1 KEDAWUNG SRAGEN
I. Konsep Dasar GMP (Good Manufacturing Practice)
GMP adalah suatu pedoman atau sistem yang mencakup prosedur, metode, dan tata cara yang bertujuan untuk memastikan bahwa produk makanan dan minuman diproduksi, diolah, dan dikemas secara konsisten untuk memenuhi standar mutu dan keamanan pangan yang telah ditetapkan. Intinya, GMP adalah cara untuk memastikan produk yang dihasilkan aman dan layak dikonsumsi.
Penerapan GMP adalah prasyarat dasar sebelum suatu unit pengolahan, termasuk di lingkungan pendidikan kejuruan seperti SMK, dapat menerapkan sistem manajemen keamanan pangan yang lebih kompleks seperti HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
Tujuan Utama GMP:
Menjamin Keamanan Pangan: Mencegah kontaminasi silang (biologis, kimia, dan fisik) yang dapat membahayakan kesehatan konsumen.
Menjamin Mutu Produk: Memastikan produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang seragam dan sesuai dengan spesifikasi.
Memenuhi Persyaratan Hukum: Mematuhi regulasi pemerintah terkait pangan.
Meningkatkan Daya Saing: Produk yang aman dan bermutu tinggi lebih diterima pasar
II. Ruang Lingkup Utama GMP (CPMB)
Secara umum, ruang lingkup GMP mencakup beberapa aspek krusial dalam proses produksi:
1. Lokasi dan Lingkungan Produksi
Lokasi unit pengolahan harus dijaga kebersihannya, bebas dari sumber pencemaran (misalnya, tumpukan sampah, genangan air, atau sarang hama).
2. Bangunan dan Fasilitas
Desain: Dirancang agar mudah dibersihkan dan meminimalkan kontaminasi. Tata letak harus sesuai alur proses (dari bahan mentah ke produk jadi) untuk menghindari kontaminasi silang.
Permukaan: Lantai, dinding, dan langit-langit harus kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
Penerangan dan Ventilasi: Harus memadai dan tidak menyebabkan kelembaban berlebihan atau penumpukan kotoran.
3. Peralatan Produksi
Bahan: Peralatan harus terbuat dari bahan yang aman (tidak toksik), kuat, tahan karat (non-korosif), dan mudah dibersihkan (misalnya stainless steel food grade).
Penempatan: Diletakkan teratur sesuai alur proses dan mudah dibongkar pasang untuk dibersihkan dan disanitasi.
4. Sanitasi dan Higiene
Fasilitas Sanitasi: Tersedia toilet, tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta tempat sampah tertutup yang memadai.
Prosedur Pencucian dan Sanitasi: Prosedur pembersihan dan desinfeksi yang baku untuk bangunan, peralatan, dan karyawan harus dijalankan.
5. Pengendalian Hama
Harus ada program pencegahan dan pengendalian hama (serangga, tikus, burung) yang terstruktur tanpa mencemari produk pangan.
6. Kesehatan dan Higiene Karyawan
Pakaian Kerja: Karyawan wajib mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap: penutup kepala, masker, sarung tangan, dan seragam khusus yang bersih selama proses produksi.
Kebiasaan Higienis: Karyawan tidak boleh merokok, makan, meludah, atau mengenakan perhiasan selama bekerja. Karyawan yang sakit (terutama penyakit menular) dilarang masuk area produksi.
7. Pengendalian Proses
Bahan Baku: Harus diperiksa mutunya sebelum digunakan dan disimpan dengan benar.
Prosedur Baku: Proses pengolahan harus mengikuti Standar Prosedur Operasional (SPO) yang telah ditetapkan.
Penyimpanan dan Distribusi: Produk jadi harus disimpan dalam kondisi yang sesuai (suhu, kelembaban) dan terlindung dari kontaminasi.
III. Contoh Nyata Penerapan GMP di Jurusan APHP SMK N 1 Kedawung Sragen
Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) di SMK Negeri 1 Kedawung Sragen kemungkinan memiliki Unit Produksi (UP) yang mengolah hasil pertanian, seperti pengolahan buah-buahan menjadi sari buah, selai, atau bahkan produk olahan lainnya (seperti pelatihan pembuatan es krim mangga yang pernah dilakukan).
Berikut adalah contoh penerapan GMP pada kegiatan praktik/produksi, misalnya dalam pembuatan Sari Buah Kelengkeng (mengingat SMK N 1 Kedawung dikenal memiliki kebun kelengkeng):
Penerapan GMP yang baik di lingkungan APHP SMK N 1 Kedawung Sragen ini akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil dalam mengolah hasil pertanian, tetapi juga memiliki kesadaran dan kompetensi tinggi dalam memproduksi pangan yang aman, bermutu, dan siap bersaing di industri.
Komentar
Posting Komentar